Laman

Artikel

Tips Mencari dan Memilih Guru Les Privat Bagi Anak
Memilih guru les privat untuk anak itu susah susah gampang, gampang-gampang susah


Sebenarnya buat apa guru les privat itu? Mahal, bukan? Guru les privat pelajaran nggak bisa menjamin nilai UN (Ujian Nasional) atau rapor bagus, meski si anak pandai. Bisa saja si anak belajar A, tapi soal keluar B. Itu rahasia Allah. Kalau ada yang berani menjamin nilai UN bagus, berarti itu hasil dari kerjasama yang tidak baik untuk mengintip soal. Jika lesnya musik, si anak tidak akan mendapatkan sertifikat yang diperlukan jika kelak dia ingin mencari tambahan uang saku dengan memberi les musik juga ke anak lain.
.
Faktanya, dari ngobrol dengan teman-teman dan pengalaman pribadi, mahal tak selalu menjadi pertimbangan utama. Ada beberapa faktor ketika seorang ibu memutuskan agar anaknya dibimbing guru les privat saja daripada les di kelas bersama beberapa teman:
.
💛 Agar fokus. Pernah saya bertanya kepada saudara saya mengapa anak-anak mereka dipanggilkan guru privat mengaji? Mengapa tidak diantar mengaji ke mesjid saja yang jaraknya cukup dekat dari rumah? Ternyata saudara saya ini punya keinginan agar anak-anaknya bisa membaca Al Quran dengan suara semerdu qori' di MTQ. Sedangkan jika diantar ke mesjid, mereka akan kebanyakan main karena cukup banyak anak-anak yang seumuran mereka disana.

💙 Agar tidak kecapekan. Saya tidak tahu seperti apa konsep full day school yang coba diterapkan pemerintah. Yang jelas, saat ini anak-anak sekolah sudah full kegiatan. Persaingan nilai dan prestasi non akademik sudah sangat ketat. Baik sekolah, orangtua dan si anak sendiri sama-sama memahami bahwa mereka butuh kerja keras untuk berhasil. Karena itu, tanpa full day school, anak-anak sudah banyak mengikuti les, organisasi, kelompok belajar, ekstra  kulikuler dan sebagainya. Mereka seringkali pulang sore dan kelelahan. Memanggil guru les privat ke rumah untuk sekedar membantu mengerjakan PR atau yang lebih serius lagi misalnya belajar piano, adalah pilihan yang bijaksana karena suasana rumah akan membantunya lebih santai.

💜 Agar tidak kesulitan beradaptasi. Sekolah saat ini sudah berat bagi anak-anak karena mereka harus mengikuti irama teman-teman sekelas dan satu sekolahan, serta patuh dengan gurunya. Itu membutuhkan energi dan kendali psikologi yang seringkali melelahkan. Orangtua saja kadang stress dan penuh draman kan dengan team work-nya? Anak-anak pun demikian. Jika ini ditambah lagi dengan les di lembaga lain yang muridnya berasal dari berbagai sekolahan, berarti mereka butuh 2x energi dan kesabaran. Tak semua anak bisa menyesuaikan diri dengan mudah. Tiap anak punya karakter unik. Banyak orang tua yang kemudian memutuskan untuk mempermudah hidup anak-anaknya dari persoalan itu dengan les privat, tanpa terganggu teman-temannya dari sekolah yang berbeda-beda tersebut.

💚 Agar tidak bosan. Bagaimana jika sebaliknya, les diatur akan dalam satu kelas berasal dari sekolah yang sama? Bagi anak-anak yang menonjol di kelasnya tentu ini bukan masalah. Mereka bisa terus "menguasai" kelas. Tapi bagi anak-anak yang lain, ini akan sangat menjemukan karena dia tidak memiliki kesempatan untuk berkembang.  Tidak hanya masalah nilai, kepribadian anak-anak yang inferior di kelas formalnya, tidak akan bisa keluar untuk lebih percaya diri jika suasana kelas lesnya sama. Banyak orangtua yang menyadari situasi seperti itu dan mereka tidak ingin anak-anak terjebak dalam kondisi seperti itu terus menerus. Les privat dengan guru kelas juga perlu dipertimbangkan karena jam pertemuan guru dan murid yang demikian panjang bisa membuat si anak bosan dan tidak mendapat ilmu baru.
.
Memang, bisa saja nilai rapornya terbantu, tapi hidup tidak hanya sekitar rapor bagus, melainkan juga kekayaan ilmu.
Meski alasannya beraneka rupa dan akibatnya bikin repot, tapi bukan ibu namanya jika tidak mengusahakan yang terbaik bagi anak-anaknya.
.
Banyak cara yang ditempuh untuk mendapatkan guru les privat terbaik, dari rekomendasi karena murid lesnya banyak, googling, sampai mencoba menghubungi brosur-brosur yang didapat.
.
1. REKOMENDASI TEMAN
Ibu-ibu memang paling canggih kalau diminta mencari informasi dari jejaring pertemanan. Mereka akan dengan luwes bertanya kesana kemari tentang guru les di sekitarnya. Namun rekomendasi teman ini perlu di cek ulang dan disinkronkan dengan karakter anak. Misalnya ada guru les yang terkenal sakti karena murid-muridnya sering mendapatkan nilai bagus. Ternyata guru les tersebut tak ubahnya guru killer di kelas yang memberinya banyak tugas. Memang sih hasilnya jelas ada karena si anak terpaksa menambah jam belajar. Tapi tak semua anak bisa dipaksa untuk belajar dengan intensitas seperti itu, yang jenius sekalipun.
Rekomendasi teman adalah langkah pertama yang harus diambil tapi bukan satu-satunya.
.
2. BERTANYA PADA ANAK
Meski sebenarnya ini yang paling penting, tapi kebanyakan rekomendasi dilakukan lebih dulu. Setelah mentok tidak menemukan yang tepat, baru bertanya pada anak. Anak-anak memang memiliki keterbatasan informasi di luar sekolahnya. Karena itu mereka tidak segera memberikan ide ketika ibunya sibuk mencari guru les privat. Baru setelah sang ibu mengeluh tentang sulitnya mencari guru les, si anak tiba-tiba ting memberi usul, "Si Ijal itu les di blok A, gak tau namanya miss siapa. Mamah tanya saja sama mamah Ijal."
Yup, kadang ibu harus menghadapi situasi "aku nggak bilang soalnya mamah nggak nanya" seperti saksi-saksi di film detektif yang mengaku menjelang akhir durasi film tersebut.
.
3. GOOGLING
Banyak yang mempromosikan les privat melalui internet, Kebanyakan dalam bentuk bisnis les-lesan bareng beberapa guru les lainnya. Seperti usaha lainnya melalui internet, apalagi akan kita pasrahi anak kita, cek benar-benar keberadaannya. Bisnis les biasanya punya kantor meski kecil. Cek alamatnya. Jangan langsung mengambil paket jangka panjang meski murah. Amati dulu chemistry-nya dengan si anak selama beberapa kali pertemuan. Pastikan juga mereka punya pengganti jika si anak tidak cocok dengan guru tersebut.
Menyebar pengumuman melalui media sosial terbuka seperti twitter tidak saya sarankan karena pernah mengalami sendiri dihubungi oleh orang yang tidak jelas, mungkin masih bisa dicoba di media sosial tertutup seperti facebook.
.
4. MENCARI DI MEDIA CETAK
Les privat juga sering ditawarkan melalui media cetak, utamanya koran. Dibandingkan dengan mencari informasi melalui internet, sebenarnya mencari informasi melalui koran lebih valid meskipun tetap harus di cek ulang. Hanya saja pencarian melalui internet lebih mudah dilakukan daripada membeli koran di perempatan lalu menyediakan ruang dan waktu untuk membuka-buka halamannya.
Kalau memang niat mencari guru les privat sih sebenarnya proses ini tidaklah terlalu merepotkan untuk dicoba.
.
5. MENGHUBUNGI LEMBAGA KURSUS TERDAFTAR
Meski lembaga bimbingan belajar atau lembaga kursus hobi lainnya menawarkan les dalam bentuk kelas, namun biasanya mereka juga punya divisi privat. Untuk les musik seperti gitar dan piano sudah pasti harus privat, tapi untuk lukis, tari dan mata pelajaran, biasanya yang ditawarkan adalah kelas bersama anak-anak lain. Divisi privat di lembaga kursus seringkali mematok harga yang jauh lebih tinggi dari yang ditawarkan guru les privat perorangan. Tentu saja, karena uang yang kita bayarkan juga digunakan untuk operasional lembaga. Namun keuntungannya adalah guru les privat yang tersedia sudah terjamin, baik kompetensi, disiplin maupun modulnya karena secara administratif, lembaga lebih tertib daripada perorangan. Biasanya mereka juga menyediakan periode uji coba.
Jika anggaran pendidikan yang disediakan untuk anak cukup longgar, lebih baik langsung menghubungi lembaga kursus yang resmi terdaftar.
Tentang apakah lebih baik les privat dengan guru sekolah atau guru bimbel, saya kira itu tergantung kemampuan adaptasinya dengan anak saja.
.
Faktanya, guru bimbel banyak yang berasal dari guru sekolah dan mahasiswa yang nyambi. Yang penting mereka bisa meninggalkan gaya formal di kelas dan lebih interaktif dengan anak. Sebaliknya, banyak guru bimbel yang lebih bisa mengerti kebutuhan anak. Jadi, kembalikan keputusan pada si anak. Beri masa percobaan sebelum memutuskan untuk terus les privat dengan guru tersebut. Memang, sebagai orang timur kita tidak terbiasa men-terminate orang karena tidak cocok seperti ini. Rasanya nggak enak banget dan harus cari-cari alasan agar beliau tidak sakit hati. Tapi pikirkan kebutuhan si anak dalam panjang. Insya Allah perasaan tak enak yang jika harus berganti guru tidak akan berlangsung lama dan tetap jaga hubungan baik.
.
Sedangkan untuk kompetensi keilmuannya, tentu saja wajib diperhatikan tapi tak harus ditandai dengan gelar yang tinggi. Anak saya pernah menggunakan bimbingan dari mahasiswa S2 yang sudah lulus, tinggal wisuda. Ternyata anak saya tidak cocok. Menurutnya, kakak itu cara berpikirnya berputar-putar.
.
Yang harus dipegang ketika memutuskan menggunakan guru les privat bahwa mereka dimaksudkan untuk membantu anak-anak, baik dalam mata pelajaran maupun hobi. Karena itu, guru tersebut harus cocok dengan anak-anak, bukan yang disukai para ibu. Yang utama bagi si anak adalah sekolah formalnya. Jadi, jangan sampai les privat malah menyulitkan dan membebaninya.
.

Sumber Artikel: http://www.beyourselfwoman.com/2016/09/tips-mencari-dan-memilih-guru-les-privat.html?m=1
.

Artikel ini juga patut dibaca...
Les Privat: Apakah Memang Diperlukan?
Bagaimana memilih tutor le untuk ana
Bagaimana Memilih Tutor untuk Anak Anda


------------------------------------------------------------
Anda dapat menghubungi kami di:

👉 081.357.972.228 (WA/Telepon/SMS)

Kami akan senang menyapa Anda ðŸ˜ƒðŸ˜ƒðŸ˜ƒ
------------------------------------------------------------
Ingat Privat, Ingat Sandi Privat
------------------------------------------------------------
Baca Juga: